5.05.2009

PENGARUH PERBEDAAN JENIS PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN JUVENIL KERAPU PASIR
(Epinephelus corallicolai)

Ismantara

Abstrak

Ikan kerapu pasir (Epinephelus corallicola) adalah komoditas baru dan mempunyai nilai ekonomis tinggi di pasar Asia. Pengamatan pada perkembangan bobot badan juvenil kerapu pasir telah dilakukan di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol. Sepuluh juvenil diambil sampel secara random mulai minggu ke-1 untuk pengamatan perkembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa juvenil kerapu pasir sudah mengalami perkembangan pada minggu ke-2 dan penyerapan pakan komplit juvenil pada saat minggu ke-4. hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan menggunakan pakan campuran ikan rucah dan buatan sangat pesat dibandingkan dengan penggunaan pakan ikan rucah atau pakan buatan saja.

ABSTRACT : Observation on weight juvenile development of coral rockcod , Epinephelus coralicola

Coral rockcod, Epinephelus corallicola is new commodity and high economical value in Asia. The observation on weight of juvenile development of Coral rockcod was conducted at Gondol Research Institute for Mariculture. Ten juvenil were collected randomly from 1 weeks old for observation. The result show that the juvenie start to development in 2 weeks old and start hight development on 4 weeks. The complete absorption in 5 weeks olds.
Key words : Coral rockcod grouper, weight juvenile development.



PENDAHULUAN

Dalam upaya pengembangan usaha budidaya kerapu, perlu adanya diversifikasi komoditi agar nilai jual kerapu secara keseluruhan lebih meningkat. Ikan kerapu pasir (Epinephelus corallicola) merupakan salah satu jenis komoditi ekspor ikan kerapu yang bernilai ekonomis tinggi dalam kondisi hidup di pasar Asia seperti Singapura, Hongkong, Thaiwan dan China. Ikan ini pada ukuran kecil (panjang 5-12 cm) juga dijual sebagai ikan hias, sedangkan ukuran berat 500-1300 gram sebagai ikan konsumsi dengan harga cukup mahal dimana harga di tingkat pengumpul dikota-kota besar seperti Denpasar, Surabaya dan Jakarta dapat mencapai Rp 95.000 per kg.
Untuk memenuhi permintaan pasar ikan kerapu pasir, para petani sudah melakukan budidaya menggunakan benih alam, ternyata pertumbuhannya cukup cepat; dimana pembesaran dari benih alam ukuran 10 cm sampai ukuran 500 gram membutuhkan waktu 10-12 bulan, namun benih alam yang sangat sedikit dan tergantung musim merupakan kendala utama usaha budidayanya. Dalam rangka diversifikasi usaha budidaya ikan kerapu perlu diteliti kemungkinan pembenihannya, sehingga kebutuhan benih dapat dipenuhi secara kontinyu.
Di Indonesia produksi benih beberapa jenis ikan kerapu telah berhasil dilakukan antara lain ikan kerapu macan, Epinephelus fuscoguttatus (Mucharie et al, 1991; Mayunar et al., 1991), kerapu bebek , Cromileptes altivelis (Tridjoko et al., 1996), dan kerapu batik, E. microdon (Slamet dan Tridjoko, 1997).
Salah satu kendala pada pemeliharaan larva ikan kerapu adalah kematian massal juvenil. Hal ini berhubungan dengan tingkat kanibalisme, dimana saat perkembangan tubuh juvenile memerlukan energi yang besar sehingga memerlukan pakan yang banyak dan berprotein yang tinggi. Apabila terjadi kekurangan pakan maka juvenile akan saling memangsa satu sama lain, terutama pada juvenile yang lemah dan bentuk yang lebih kecil. Sebagai langkah awal pembesaran perlu dilakukan pengamatan perkembangan bobot yang dapat digunakan sebagai data dasar dalam pemebesaran juvenile baik itu di bak beton maupun keramba jarring apung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertambahan berat pada juvenil kerapu pasir dalam upaya pengembangan teknologi pembenihannya yang selanjutnya pada pembesaran

METODOLOGI

Pemeliharaan juvenil menggunakan bak fiber volume 250 liter yang diisi air laut bersalinitas 32 ppt yang telah disaring dengan saringan pasir dan filter bag kemudian dimasukan juvenil kerapu pasir yang berumur 60 hari dengan kepadatan 25 ekor/ 250 liter. Kepadatan benih dalam bak percobaan adalah 25 ekor/bak. Benih diberi pakan berupa pellet (A1-A3), ikan rucah (B1-B3) dan campuran pelet +rucah (C1-C3) 5% dari berat biomassa dengan frekuensi 2 kali sehari. Kualitas air pada bak percobaan diupayakan tetap berada pada kondisi optimum (salinitas 34-35 ppt, suhu antara 29-32ยบ C, oksigen terlarut tidak ≤ 5 ppm).
Menimbang ikan uji yang telah dipuasakan. Selama pemeliharaan dilakukan penimbangan berat badan dan panjang total dari tubuh ikan kerapu pasir setiap minggu. Masing-masing bak disisi 25 ekor ikan uji yang telah ditimbang dan dinyatakan sebagai berat dan panjang total ikan awal. Pengukuran kualitas air meliputi kelarutan oksigen (DO), suhu derajat keasaman (pH) yang dilakukan seminggu sekalii, sedangkan pengukuran amoniak dilakukan setiap dua minggu sekali. Pemberian pakan sesuai perlakuan dengan frekuensi 2 kali sehari, yaitu pada pukul 09.00 WITA, dan 15.00 WITA.
Pada akhir penelitian, menghitung jumlah ikan uji yang masih hidup dan menimbangnya sebagai berat dan panjang total akhir. Parameter Uji yang dilakukan yaitu dengan menggunakan rumus :

1. Sintasan (Survival Rate)


2. Laju Pertumbuhan Spesifik (Spesific Growth Rate)

Keterangan :
wt : Berat rata-rata ikan pada waktu akhir penelitian (gram)
wo : Berat rata-rata ikan pada waktu awal penelitian (gram)
t : Waktu (hari)
(NRC, 1977).

3. Rasio konversi pakan (FCR)



F : Jumlah pakan yang diberikan (gram)
wt : Berat rata-rata ikan pada waktu akhir penelitian (gram)
wo : Berat rata-rata ikan waktu awal penelitian (gram) (Halver et al., 1993).

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini aadalah metode eksperimen. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan (Arikunto, 2006).
Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan (Suryabrata, 1991).

HASIL DAN BAHASAN

Beradasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pemberian jenis pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan juvenil erapu pasir bissa dilihat pada tabel di bawah ini.

Respon Pertumbuhan Juvenil Ikan Kerapu Pasir

Tabel 1. Rata-rata Deviasi Wo, Wt, GR, SGR dan SR Kerapu Pasir


Respon Pemanfaatan Pakan oleh Juvenil Kerapu Pasir

Tabel 2. Rata-rata FCR, Efisiensi Pakan dan Laju Konsumsi Pakan


Selanjutnya akan dilengkapi pada posting berikutnya ...... ya?


0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com