5.18.2009

Tip Larva Nila Gesit Keluar Bareng

Larva nila, termasuk nila gesit jarang keluar bareng dalam pemijahan secara tradisional. Karena waktu pemijahan setiap pasangan induk tidak bersamaan. Selain itu, perkembangan larva yang sedang dierami dalam mulut betina tidak sama. Jika larva yang keluar dari mulut induk betina tidak bareng, maka panen larva bisa sampai seminggu.

Kini ada satu cara agar larva nila gesit bisa keluar bareng. Cara ini sangat mudah dan setiap orang bisa melakukannya. Selain itu, tidak membutuhkan sarana produksi yang banyak, cukup dengan beberapa karung kotoran ayam atau puyuh saja. Tentu saja sarana produksi itu tidak mahal, cukup dengan uang puluhan ribu saja. Ingin tahu caranya, baca artikel ini hingga tuntas. Saya yakin artikel ini ada manfaatnya.

Secara ilmiah memang belum dikaji. Karena belum ada ilmuan yang tertarik dengan kejadian di dalamnya. Namun di lapangan sudah terbukti bahwa cara ini mampu membuat induk yang sedang mengerami mengeluarkan telurnya. Bukan kata orang atau dari buku, tetapi ini adalah pengalaman penulis sendiri.

Cara ini terinspirasi oleh siklus hidup ikan nila, dari telur hingga larva. Inspirasi juga muncul oleh proses tumbuhnya pakan alami di kolam pasca pemupukan. Dua belas tahun berkecimpung dengan nila sudah cukup bagi penulis untuk menggabungkan keduanya. Ternyata inspirasi itu membawa hikmah besar dan berhasil dengan baik dalam pemijahan nila.

Bicara soal siklus hidup nila, tentu saja penulis sudah tahu persis. Nila, termasuk nila gesit akan memijah 7 hari setelah penebaran. Telur dikeluarkan induk betina dan diletakan dalam sarang yang telah dibuat jantan. Pada saat yang bersamaan, jantan mengeluarkan sperma. Pada saat itulah terjadi pembuahan. Kemudian telur-telur yang sudah dibuahi akan disedot oleh induk betina.

Telur-telur itu akan disimpan dalam mulut betina (dierami) hingga menjadi larva yang dapat berenang dan mencari makan sendiri. Dalam tiga hari (10 hari dari penebaran telur) telur akan menetas, tapi belum menjadi larva yang sempurna. Dua hari kemudian, larva mulai diasuh di pinggir kolam, tapi belum dikeluarkan. Dua hari kemudian (14 hari dari penebaran), baru larva dikeluarkan, tapi tidak bareng.

Setelah berenang tentu saja larva itu butuh makan. Dari mana pakannya, tentu saja dari kolam itu sendiri. Namun pakan itu tidak muncul dengan sendirinya, tetapi melalui proses terlebih dahulu. Sedangkan yang saya tahu, tumbuhnya pakan alami dimulai pada hari ke tiga dan mencapai puncai pada hari kelima. Tapi itu juga tergantung keadaan kolam.

Lalu, adakah hubungannya dengan induk nila yang sedang mengerami. Dari pengamatan penulis di lapangan, ada bahkan jelas sekali. Asalkan waktunya tepat. Ternyata nila memiliki naluri yang sangat tinggi dalam memelihara kelangsungan hidu anaknya, termasuk memberinya makan. Buktinya betina selalu mengasuh dan memberi makan.

Nah sekarang pakan itu sengaja ditumbuhkan, yaitu dengan melalui pemupukan. Tentu saja naluri itu segera muncul sehingga puluhan atau ratusan betina yang sedang mengerami serentak mengeluarkan larva yang ada di mulutnya. Keadaan itu menyebabkan seluruh permukaan kolam pemijahan penuh dengan larva nila. Dan larva itu dengan mudah dapat ditangkap.

Lalu, bagaimana cara pemijahan tersebut. Ikuti langkah-langkah berikut :

* Siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2 dan keringkan selama 5 – 7 hari. Perbaiki seluruh bagiannya. Pematang dilapisi dengan tanah dasar agar tidak bocor, pelataran tanah dasar diratakan dan kemalir juga dibuat dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm. Isi atau airi kolam setinggi 40 – 60 cm.
* Tebarkan induk betina sebanyak 300 ekor pada pagi hari. Tebarkan pula 100 ekor induk jantan pada hari yang sama.
* Beri pakan tambahan, berupa pelet tenggelam setiap hari dengan dosis tiga persen. Lakukan pemberian pakan itu sebanyak minimal dua kali, pukul 09.00 dan pukul 15.00.
* Tebarkan 6 karung kotoran ayam atau puyuh yang sudah kering, dengan cara disebar di beberapa bagian kolam. Dalam 4 – 5 hari berikutnya, pakan alami sudah tumbuh. Saat itulah induk-induk yang sedang mengerami akan mengerluarkan larvanya secara serentak.
* Tangkap larva-larva itu dengan sekup halus pada hari ke 15 – 16 dari penebaran induk. Ukuran sekupnet harus besar dan diberi tangkai agar bisa menangkap lebih banyak dan jahttp://iaspbcikaret.org/index.php?option=comuh. Larva yang sudah ditangkap dimasukan dalam ember, lau ditampung dalam hapa. Larva siap ditebar ke kolam pendederan. Panen larva harus pagi-pagi, mulai pukul 05.30 hingga pukul 09.00. bila siang hari, larva sudah menyebar.
* Tebarkan kembali pupuk setelah satu minggu. Biarkan terjadi proses penumbuhan pakan alami dan proses pengeluaran akan terjadi seperti di atas. Demikian juga saat panennya.
* Angkat semua induk setelah tiga kali panen larva. Induk-induk tersebut dipelihara kembali di kolam pematangan gonad, untuk pemijahan berikutnya.
sumber :

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com