5.27.2009

Budidaya Ikan Mas Koki Mutiara

1. PENDAHULUAN

Ikan koki mutiara merupakan jenis ikan mas yang mempunyai tubuh bulat dengan kepala kecil dan ekor lebar. Ikan ini berasal dari daratan cina, namun di Indonesia sudah lama dapat dibudidayakan. Pemasaran ikan ini selain di dalam negeri juga merupakan jenis ikan yang di eksport dan harganyapun cukup tinggi.



Gambar 1. Ikan Mas Koki Mutiara
2. PEMIJAHAN

a. Pemilihan induk
1. Induk yang baik untuk dipijahkan sudah berumur + 8 bulan, dengan
ukuran minimum sebesar telur itik.
2. Pilih induk yang berkepala kecil dengan tubuh bulat, sisik utuh dan
tersusun rapih. Jika ikan sedang bergerak, ekor dan sirip akan kelihatan
tegak.
3. Untuk mendapatkan keturunan yang berwarna, maka calon induk yang akan
dipijahkan berwarna polos. Gunakan induk jantan berwarna putih dan
betina berwarna hitam atau hijau lumut atau sebaliknya.



b. Perbedaan jantan dan betina
Induk Jantan
1) Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba
terasa kasar
2) Induk yang telah matang jika diurut pelan kerarah lubang genital akan
keluar cairan berwarna putih Jika diurut, keluar cairan kuning
bening.


Induk Betina
1) Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba.
2) Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital
kemerah-merahan.


c. Cara pemijahan
1. Bak/aquarium yang telah bersih diisi dengan air yang telah diendapkan +
24 jam, kemudian letakkan eceng gondok untuk melekatkan telurnya.
2. Pilihlah induk yang telah matang telur, masukkan kedalam bak pada sore
hari. Bila pemilihan induk dilakukan dengan cermat, biasanya keesokan
harinya telur sudah menempel pada akar eceng gondok.
3. Karena telur tidak perlu dierami, induk dapat segera dipindahkan ke
kolam penampungan induk, untuk menunggu sampai saat pemijahan erikutnya.
Jika perawatannya baik, maka 3 ~ 4 minggu kemudian induk sudah dapat
dipijahkan kembali.

3. PEMELIHARAAN BENIH

1. Setelah 2 ~ 3 hari telur akan menetas, sampai berumur 2 ~ 3 hari benih belum
diberi makan, karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sac-nya
(kuning telur).
2. Pada hari ke 3 ~ 4 benih sudah dapat diberi makanan kutu air yang telah
disaring.
3. Setelah berumur + 15 hari benih mulai dicoba diberi cacing rambut disamping
masih diberi kutu air, sampai benih keseluruhannya mampu memakan cacing rambut
baru pemberian kutu air dihentikan.
4. Untuk telur yang ditetaskan di aquarium maka sebainya setelah benih berumur +
1 minggu dipindahkan ke bak/kolam yang lebih luas.
5. Ketinggian air dalam bak 10 ~ 15 cm dengan pergantian air 5 ~ 7 hari sekali.
Setiap pergantian air gunakan air yang telah diendapkan lebih dahulu.
6. Untuk menghindari sinar matahari yang terlalu terik diperlukan beberapa
tanaman pelindung berupa eceng gondok.

4. PEMBESARAN

1. Pembesaran ikan dilakukan setelah benih berumur lebih dari 1 bulan sampai
induk.
2. Jenis koki mutiara ini memerlukan banyak sinar matahari, untuk itu tanaman
eceng gondok dapat dikurangi atau dihilangi.
3. Untuk tahap pertama pembesaran dapat ditebar + 1.000 ekor ikan dalam bak
berukuran 1,5 x 2 m. Kemudian penjarangan dapat dilakukan setiap 2 minggu
dengan dibagi 2.
4. Pergantian air dapat dilakukan 3 ~ 5 hari sekali, juga dengan air yang telah
diendapkan.
5. Makanan yang diberikan berupa cacing rambut. Makanan diberikan pada pagi hari
secara adlibitum (secukupnya). Jika pada sore hari makanan masih tersisa,
segera diangkat/dibersihkan.
6. Setelah berumur 4 bulan ikan sudah merupakan calon induk. Untuk itu jantan dan
betina segera dipisahkan sampai berumur 8 bulan yang telah siap dipijahkan.
Untuk induk ikan sebaiknya makanan yang diberikan yaitu berupa jentik nyamuk
(cuk).
7. Sepasang induk dapat menghasilkan telur 2.000 s/d 3.000 butir untuk sekali
pemijahan.

5. PENUTUP

Ikan mas koki mutiara mempunyai nilai ekonimis tinggi. Untuk benih berumur 1 bulan harganya berkisar Rp. 30,- s/d Rp. 50,- sedangkan sepasang induk berkisar Rp. 5.000,- s/d 10.000,-. Dengan cara pemeliharaan yang tepat disertai ketekunan dapat diharapkan penghasilan yang lumayan.

Sumber : Dinas Perikanan DKI Jakarta, Jakarta, 1996.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com